Rancangan revitalisasi

Revitalisasi Kota Tua Menjadi Program Prioritas Pemprov DKI

Jakarta, Kompas - Rencana revitalisasi kota tua yang tertunda-tunda akhirnya menjadi program prioritas di penghujung masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

"Ya (akan menjadi prioritas unggulan). Kami sudah anggarkan, tetapi kami lebih menitikberatkan pada partisipasi masyarakat, pemilik gedung tua, dan pengusaha di sana," ujar Sutiyoso, Jumat (9/6), ketika ditanya rencana Pemerintah Provinsi DKI menjadikan revitalisasi kota tua sebagai program prioritas.

Menurut Sutiyoso, program revitalisasi kota tua akan dikoordinasi oleh Miranda Goeltom. "Untuk menata kota tua secara keseluruhan membutuhkan waktu yang lama. Khusus untuk tahun 2007, ada bagian yang diprioritaskan. Itu yang kami targetkan selesai pada tahun 2007," ujarnya.

Secara terpisah, Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta Ritola Tasmaya mengatakan, salah satu yang diprioritaskan pada tahun 2007 adalah pembangunan Plaza Fatahillah.

Dalam catatan, wilayah kota tua Jakarta, yang meliputi Taman Fatahillah, Stasiun Kota, kawasan Glodok, hingga Pelabuhan Sunda Kelapa, akan ditata secara terpadu dan menjadi proyek unggulan DKI Jakarta.

Untuk mewujudkan itu, lima kepala dinas membuat rancangan bersama menindaklanjuti upaya konservasi dan peningkatan nilai ekonomi kota tua. Selain bicara pelestarian, juga meningkatkan nilai dan kegiatan ekonomi di kawasan tersebut sehingga memberi insentif kepada masyarakat setempat. Para kepala dinas yang terlibat adalah Kebudayaan dan Permuseuman, Tata Kota, Perhubungan, Pertamanan, serta Pariwisata (Kompas, 5/12/2005).

Membongkar jalan
Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Aurora Tambunan menyatakan, untuk mewujudkan rencana Gubernur Sutiyoso, jalanan di kota tua, tepatnya di sekitar Museum Fatahillah, akan segera dibongkar.

"Kami melakukan traffic calming dengan mengganti jalan beton dengan batu andesit setebal 8-12 sentimeter yang mampu menyerap air sehingga ramah lingkungan," kata Aurora.

Permukaan jalan yang bergelombang membuat kendaraan harus berjalan lambat sehingga kawasan tersebutmenjadi nyaman untuk pengunjung dan pejalan kaki. Selama ini sulit untuk melintasi jalan di kota tua karena kendaraan melaju kencang sehingga seolah-olah terjadi fragmentasi kawasan kota tua yang membuat orang enggan menjelajahi kawasan itu.

Perombakan itu dimulai di Jalan Pintu Besar Utara sehingga memudahkan pergerakan pejalan kaki dari sekitar Museum Fatahillah ke Museum Wayang dan kawasan Kali Besar Timur. Proyek itu tidak bernilai besar dan akan selesai akhir tahun 2006.

Perombakan itu akan mendorong kawasan kota tua menjadi semi-pedestrian di mana pejalan kaki betul-betul dimanjakan.

Adapun untuk kendaraan bermotor yang ingin melaju dapat berbelok ke arah Jalan Kali Besar dan menghindari kawasan sekitar Museum Fatahillah.

Upaya itu, lanjut Aurora, ditujukan untuk membangun kepercayaan investor menanamkan modal di kota tua. Pemerintah dengan membangun prasarana terpadu tentu membuktikan komitmen untuk membangun kawasan itu.

Selanjutnya, jaringan kabel pun akan dipindah dari permukaan ke bawah tanah di sekitar kota tua. Sistem yang digunakan adalah ducting dry and wet.

Revitalisasi kota tua dilakukan terpadu oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman, Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertamanan, serta instansi terkait.

Setelah permukaan jalan dirombak, akan disusun heritage trail (tapak sejarah) di kawasan kota tua yang dirintis di sekitar Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Seni Rupa, dan kawasan Kali Besar.

"Kami akan memberikan panduan dan memberikan plakat informasi pada setiap bangunan tua di kawasan itu tentang tahun dibangun serta sejarah singkat," kata Aurora.

Pengembangan Pecinan
Bersamaan dengan pengembangan kawasan sekitar Museum Fatahillah, DKI juga akan merevitalisasi wilayah Kota di Pecinan Glodok-Pancoran serta Pinangsia. Aurora Tambunan menyatakan, pihaknya mendukung rencana warga sekitar yang tergabung dalam Paguyuban Kota Tua untuk menggelar pasar malam.

"Kegiatan itu penting untuk mendorong aktivitas kawasan agar hidup seperti dulu. Kami berharap ini dapat berkembang menjadi event yang diunggulkan di Jakarta," katanya.

Wakil Ketua Paguyuban Kota Tua Jacky menyatakan, pihaknya siap menggelar kembali "Glodok Night Street" seperti di tahun 1950-an hingga 1970-an.

"Para pedagang setempat sudah siap menggelar pasar malam seperti di masa lalu. Ini merupakan kekhasan kawasan yang hilang. Kegiatan ini akan membangkitkan perekonomian masyarakat dan menambah penghasilan pemerintah agar dapat meningkatkan kualitas layanan publik di kota tua," kata Jacky.

Sebagai langkah awal, kegiatan akan dimulai di sekitar Plaza Glodok dan Plaza Pinangsia. Para pedagang makanan khas Pecinan akan menggelar dagangan, dan para pedagang kecil akan memeriahkan pasar malam.

Kegiatan itu juga mengacu pada keberhasilan Malaysia mengembangkan pasar malam di Pecinan. (ong/pin)

0 comments:

test