Karnaval Budaya Kota Tua

Menjadi Alternatif Hiburan ke Mal

Jakarta, Kompas - Deretan liong, barongsai, sisingaan, gambang kromong, reog ponorogo, debus, koko-cici dan abang-none, pencinta kereta api antik, penggemar batik, penggila museum dan bangunan tua, serta beragam pertunjukan musik bergabung di pelataran Taman Fatahillah sepanjang hari Minggu (27/8).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta Aurora Tambunan yang ditemui di sela-sela Karnaval Budaya Kota Tua menjelaskan, kegiatan tahunan tersebut semakin dikenal masyarakat Jakarta.

"Hiburan di Jakarta tidak sekadar mal dan pusat perbelanjaan. Kegiatan budaya seperti di kawasan Taman Fatahillah selama bulan Agustus ini bisa menjadi alternatif positif bagi masyarakat untuk mengenal serta mencintai budaya sendiri. Kegiatan seni budaya akan menjadi ciri khas Kota Tua," ujar Aurora.

Perpaduan budaya Betawi, Tionghoa, Sunda, Jawa, Bali, dan pelbagai kelompok etnis serta kesenian menjadi suguhan menarik dalam Festival Kota Tua.

Makin semarak
Rangkaian acara yang berlangsung sepanjang hari kini semakin marak dengan ragam kegiatan dibandingkan dengan tahun lalu. Semisal lomba barongsai yang diikuti pelbagai kelompok dari beragam etnis. Mereka bertanding di hadapan ratusan penonton di pelataran Taman Fatahillah.

Sejumlah museum juga menghadirkan koleksi unik, seperti Museum Bank Mandiri dengan pengenalan perbankan Tempoe Doeloe, Museum Tekstil yang memberikan pelajaran membatik, parade penggemar sepeda tua, hingga kelompok penggemar kereta api yang memamerkan keindahan koleksi kereta api bersejarah yang dimiliki Indonesia.

Para penggemar kereta api memamerkan foto dan menghimpun dana untuk mengonservasi lokomotif bersejarah buatan awal abad ke-20.

Masakan dan busana tradisional, serta obat-obatan alternatif juga dikenalkan dalam festival yang berlangsung sejak pagi hingga pukul 16.00 itu. Acara ini merupakan kegiatan tahunan yang kelima kali diadakan. (ong)

0 comments:

test